
KENDARI, Misi Media Kampus UHO – Universitas Halu Oleo (UHO) melalui Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UHO mendorong pengelolaan perikanan di wilayah Sulawesi Tenggara menggunakan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM).
Dekan FPIK UHO, Prof. La Sara menjelaskan, model pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem ini dimaksud untuk menyeimbangkan tujuan sosial ekonomi dalam pengelolaan perikanan.
Pengelolaan tersebut dengan tetap mempertimbangkan pengetahuan, informasi, komponen biotik, abiotik dan interaksi manusia dalam ekosistem perairan melalui sebuah pengelolaan perikanan yang terpadu, komprehensif, dan berkelanjutan.
Menurut Prof. La Sara, melalui pengelolaan perikanan secara terpadu, holistik, berkelanjutan dan terdapat konektivitas antara ekosistem.
“Sehingga pengelolaan sumber daya perikana ini tidak bisa didekati secara parsial. Praktek pengelolaan sumber daya perikanan tida bisa hanya dilihat dari menjaga jumlah ikan yang boleh ditangkap,” tegas Prof. La Sara saat memberikan sambutan pada Selasa (21/6/2022).
“Tetapi harus memperhatikan kemampuan ekosistem itu sendiri. Jangan sampai ambang batas yang ditolerir suatu ekosistem sudah lewat tetapi kita terus melakukan eksploitasi,” sambung Prof. La Sara dalam kegiatan seminar nasional di salah satu hotel Kota Kendari.
Mantan Wakil Rektor I UHO pada masa Prof. Usman Rianse ini mengingatkan, jika eksploitasi perikanan terus dilakukan tanpa memperhatikan keberlangsungan ekosistem akan membahayakan dalam jangka waktu tertentu.
“Itu berbahaya bagi keberlanjutan sumber daya perikanan dan akan mempengaruhi sosial ekonomi kemasyarakatan dan pada akhirnya mempengaruhi lingkungan itu sendiri,” kata Prof. La Sara.
Pengelolaan Perikanan dengan Pendekatan Ekosistem ini mengemuka dalan seminar nasional yang digelar FPIK UHO yang menggandeng Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, FPIK IPB University, dan Rare Indonesia.
Pembicaraan dalam kegiatan yang digelar sehari ini menampilkan Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Dr. Sri Yanti JS. Selain itu Dosen IPB University, Dr. Luky Adrianto, dan Direktur Rare Indonesia, Hary Kushardanto.
sumber : ANOATIMES.COM